.jpeg)
16 February 2025
Laga Tanpa Penonton, Arema FC Hemat Pengeluaran dari Berbagai Unsur
Arema FC memastikan jika laga kandang di Blitar pada sisa Februari ini akan digelar tanpa penonton. Yakni saat menjamu PSS Sleman (17/2/2025) dan PSIS Semarang (24/2/2025). Hal tersebut dilakukan demi efisiensi. Karena rata-rata tiket yang terjual belum bisa menutup biaya penyelenggaraan pertandingan.
Dalam pemberitaan media sosial maupun media masa, penghematan dana sekitar 100 juta rupiah kini ramai dibicarakan. Manajemen Arema menegaskan jika dana tersebut bisa dihemat jika pertandingan dilaksanakan tanpa penonton. Banyak pengeluaran yang bisa diminimalisir.
“Penghematan sejumlah dana itu berasal dari berbagai unsur kepanpelan. Tidak hanya satu unsur saja,” kata General Manager Arema, Yusrinal Fitriandi. Secara detail dia menjelaskan jika biaya akan berkurang. Karena semakin besar penonton yang datang, kebutuhan petugas keamaan untuk berjaga akan semakin banyak. Jika tanpa penonton, tentu personil yang bertugas berkurang. Sama halnya dengan personil keamaan didalam stadion. Yakni match steward. Lalu ground handling terkait perlengkapan hingga pengurangan personil kepanpelan.
Selain itu, dari sisi ticketing juga tidak membutuhkan dana besar. Jika tidak ada penonton, panpel tidak perlu membuka banyak pintu masuk. Artinya, juga tidak diperlukan baricade di setiap pintu masuk. Jika tanpa penonton, hanya diperlukan perlengkapan di satu pintu masuk saja.
Artinya, banyak hal yang bisa diminimalisir dalam penyelenggaraan pertandingan. “Biaya penyelenggaraan pertandingan dengan adanya penonton itu besar. Biaya sewa Stadion Soepriadi memang terjangkau. Namun, kami sewa dalam keadaan kosong. Jadi butuh unsur-unsur terkait penyediaan perlengkapan sesuai standart regulasi penyelenggaraan pertandingan Liga 1. Dan itu semua sewa ke vendor” jelasnya.
Penjelasan ini sekaligus meluruskan pemberitaan di beberapa media. Manajemen Arema menegaskan dana yang dikeluarkan murni untuk kepanpelan. Tidak ada yang masuk ke kantong pribadi pejabat pemerintahan atau kepolisian setempat di Kota Blitar.
“Jadi, mau menggelar pertandingan di Blitar atau kota lainnya, kebutuhan dananya memang besar. Tidak ada hubungannya dengan yang diberitakan beberapa media terkait suap dan lainnya. Kami nyuapin diri sendiri saja berat. Apalagi mau nyuapin orang lain, kami bersikap realistis aja. Semoga kali ini masyarakat teredukasi,” tegasnya.
Manajemen Arema menyampaikan jika rata-rata biaya total untuk menggelar pertandingan mencapai 250 juta rupiah. Jumlah itu bisa meningkat jika pertandingan besar atau big match. Karena itu, jika nantinya pertandingan Singo Edan kembali menggelar pertandingan dengan penonton, diharapkan Aremania bisa memberi dukungan langsung. Penjualan tiket di setiap pertandingan sangat membantu mengurangi beban klub.